IASL Annual Converence 2022 (Day 4): Siswa Lebih Suka Diberikan Rekomendasi Bacaan Oleh Pustakawan, Reward Menjadi Kejutan!!



Part 1

Hari ini ada beberapa sesi yang sempat saya ikuti, meskipun agak terlambat datang di sesi pertama. 

Sesi pertama Dr Sherry Crow & Dr Judy Henning memaparkan penelitian yang belum selesai tentang EXPLORING THE READING HABIT OF HIGH SCHOOL STUDENTS WHO INTRINSICALLY MOTIVATED IN READING. Menurutnya sedikit siswa sekolah menengah yang mau membaca untuk hiburan. Studi awal menunjukkan bahwa senang diberikan rekomendasi bacaan oleh pustakawan, tidak terpengaruh program membaca yang ada, membaca untuk hal-hal yang berkaitan dengan tujuan pendidikan lanjutan mereka dan lebih suka membaca buku cetak daripada e-book. Jadi ingat, di sekolah saya siswa-siswa juga suka minta rekomendasi buku apa yang menarik untuk dibaca. Kami memang memberi reward pada pembaca terbanyak, tapi tidak diumumkan dari awal. Maka saat di akhir tahun pelajaran mereka mendapat reward, saya bisa melihat bahwa mereka senang dan bangga dapat reward

Sesi selanjutnya tentang kolaborasi yang lebih banyak memaparkan program kolaborasi yang digagas oleh ALA (American Library Association - Ed. ) dengan program One Voice-nya.




Part 2

Sesi lain yang saya ikuti adalah TEACHING MIDDLE SCHOOLERS TO REVIEW BOOKS. Sederhana ya? Presenter adalah Katie Klein, seorang mahasiswa S3 yang sebelumnya Pustakawan Sekolah. Kelihatan agak sedikit gugup tapi presentasinya lancar. Mungkin karena yang disampaikan adalah pengalamannya sewaktu mengajarkan book review dengan langkah-langkah dan berbagai alat bantu yang digunakan.



Sesi keynote kali ini disampaikan oleh Dr. Nicole A. Cooke yang membahas SOCIAL JUSTICE IN LIBRARIANSHIP. Mungkin mirip dengan isu inklusi sosial yang sering digaungkan di Indonesia, tapi ini lebih mengarah pada rasisme dan keberanian untuk speak up terhadap ketidakadilan yang ditemui. 

Sesi lain yang sempat saya ikuti adalah tentang penggunaan bitmoji (aplikasi yang ada di Android, iOS dan Chrome yang dapat membantu penggunanya untuk membuat karakter atau avatar kartun pribadi - Ed.) untuk mempromosikan literasi-literasi dan penggunaan novel grafis untuk mengajarkan tentang Holocaust. 



---
Contributor : Rachmawati

Post a Comment

0 Comments