Bagaimana Mengelola Buku Paket Pelajaran di Perpustakaan Sekolah? Bagaimana Inventarisasi Buku Paket Ini?


Halo lurrr... Selamat malam selamat pagi selamat siang dan selamat sore.. Hehehe... Pustakawan Jogja malam ini (pas nulis artikel ini malam hari soale) mendapatkan pertanyaan via WAG dari salah seorang anggota grup. Beliau itu seorang guru yang ditugasi menjadi kepala perpustakaan juga. Begini pernyataannya :


Assalamualaikum. Selamat malam. Salam kenal dari Tarakan Kalimantan Utara 🙏🏻

Saya guru mapel yang ditunjuk sebagai kepala perpustakaan. Saya sama sekali belum mengerti dunia perpustakaan.

Yang ingin saya tanyakan apakah buku teks atau paket masuk ke dalam inventaris perpustakaan dan disimpan di perpustakaan atau kelas?


Pernyataan tersebut beliau sampaikan di grup WA Pustakawan Indonesia. Kemudian setelah saya baca dengan seksama, akhirnya beliau saya japri. Saya jawab seperti ini kepada beliau :


Waalaikumsalam wr wb. 

Buku paket termasuk salah satu (bukan satu2nya) koleksi perpustakaan sekolah. Berikut ini contoh dari koleksi buku (koleksi tercetak) yang biasa kita temui di perpustakaan sekolah : (1) terbitan berkala seperti majalah dan surat kabar, (2) buku paket/pelajaran pelengkap, (3) buku bacaan baik itu fiksi maupun nonfiksi, (4) dan buku referensi seperti kamus, ensiklopedia, atlas dan lainnya.

Perpustakaan sekolah yang baik, koleksi bukunya beragam, tidak hanya buku paket semata. Mengingat definisi sebuah perpustakaan bisa dikatakan sebagai perpustakaan ketika memiliki koleksi minimal 1000 judul buku (judul, bukan eksemplar). Ini perlu kita pahami terlebih dahulu karena kebanyakan perpustakaan sekolah, hanya berisi buku2 paket semata. 

Dalam pengelolaannya, akan lebih baik jika dilakukan inventarisasi secara terpisah (dibuatkan buku inventaris tersendiri khusus untuk buku2 paket tersebut) yang terpisah dari inventarisasi buku lainnya. 



BACA JUGA:



Untuk penyimpanan, menyesuaikan dg kondisi di masing2 perpustakaan. Tetapi seringkali buku paket tidak ditempatkan di dalam ruang utama perpustakaan, tetapi ditempatkan di ruang tersendiri (semacam gudang, tetapi tetap ditata rapi bukunya, sehingga sewaktu-waktu dibutuhkan akan mudah diambil). Yang ditempatkan di ruang utama perpustakaan hanya sampel dari buku2 paket tersebut. Misal masing-masing buku mapel diambil 2 eksemplar untuk sebagai sampel. Yang lain disimpan di "gudang" tsb. 

Karena jika buku paket semuanya ditempatkan di ruang utama perpustakaan, akan memakan tempat dan akhirnya tidak ada tempat untuk koleksi2 buku yang lain (selain buku paket, seperti buku bacaan, majalah, tabloid, dll sebagaimana yg sudah saya tulis di atas)

Dan jika disimpannya di dalam kelas, maka akan rawan hilang, atau rusak karena tidak bisa dipantau oleh staff perpustakaan.

Demikian semoga membantu Bu.. 🙏


Setelah saya jawab demikian, beliau kembali menanggapi... 


Alhamdulillah. Terima kasih banyak atas jawabannya pak 🙏🏻.

Insya Allah saya mulai mengerti. 

Izin bertanya lagi, kalau ruang perpustakaannya tidak luas apakah bisa dicampur dengan buku2 lain tapi tetap bisa dibedakan antara buku paket dengan buku bacaan lainnya?


Kemudian saya jawab lagi.. 


O iya Bu. Untuk penempatan buku, disesuaikan dg kebijakan dan kondisi masing2 perpustakaan. Monggo jika memang kondisinya mengharusnya buku2 paket tersebut ditempatkan di dalam perpustakaan, tetapi nanti tidak dicampur dalam rak yang sama dg buku2 bacaan. 

Dalam artian, buku2 paket itu nanti ditempatkan di rak tersendiri (ada rak khusus buku paket).


Beliau membalas.. 


Baik pak. Terima kasih informasinya 😊🙏🏻


Saya jawab


Sami2 Bu. Semoga bermanfaat 🙏😊


Naaah demikian ya man-teman. Semoga dari percakapan tersebut itu tadi, bisa pula memberikan gambaran bagaimana kita mengelola buku paket pelajaran. 


Jika teman-teman ada tambahan penjelasan, yukk sampaikan di kolom komentar. Kita diskusi. ☺🙏


BACA JUGA:



Post a Comment

0 Comments