Kemarin, hari Rabu 20 Agustus 2015 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Anies Baswedan secara simbolis meluncurkan gerakan literasi sekolah "Bahasa Penumbuh Budi Pekerti". Anies menyerahkan buku paket bacaan untuk 20 sekolah di DKI Jakarta sebagai bahan awal kegiatan literasi.
"Kata yang dipakai adalah ‘penumbuh’ karena kita hanya menumbuhkan, bukan menanamkan budi pekerti," kata Anies dalam keterangan tertulis yang diterima Metrotvnews.com, Rabu (19/8/2015).
Mendikbud mengatakan, menumbuhkan budi pekerti berbeda maknanya dengan menanamkan budi pekerti.
"Yang dilakukan adalah memberikan ruang tumbuhnya budi pekerti dari dalam diri anak. Kalau memanamkan, berarti kita memasukkan dari luar diri si anak. Karena pada dasarnya anak-anak itu sudah memiliki modal dasar budi pekerti." katanya.
Ia mengungkapkan, gerakan literasi sekolah dikembangkan untuk menumbuhkan budi pekerti anak sesuai Permendikbud Nomor 21 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Mahsun mengatakan, literasi sekolah ini bertujuan membiasakan dan memotivasi siswa untuk mau membaca dan menulis guna menumbuhkan budi pekerti.
Dalam jangka panjang, diharapkan dapat menghasilkan anak-anak yang mempunyai kemampuan literasi tinggi.
Buku yang dijadikan acuan sebagai bahan literasi di sekolah di antaranya buku cerita atau dongeng lokal, buku-buku yang menginspirasi seperti biografi tokoh lokal dan biografi anak bangsa yang berprestasi, buku-buku sejarah yang membentuk semangat kebangsaan atau cinta tanah air.
"Kegiatan literasi ini tidak hanya membaca, tetapi juga dilengkapi dengan kegiatan menulis yang harus dilandasi dengan keterampilan atau kiat untuk mengubah, meringkas, memodifikasi, menceritakan kembali," kata Mahsun.
Selain Jakarta, percontohan literasi juga dilakukan disejumlah sekolah di Sumatera Utara, Riau, NTB dan NTT.
Sumber:
MetroTV News
0 Comments