Sugeng Hariyono dan Motor Pustaka: Kisah Pustakawan Inspiratif dari Lampung Selatan. Lihat Videonya Di Sini


Luar biasa. Kisah inspiratif sekaligus menguras air mata tentang perjuangan seorang transmigran asal Ponorogo, Jawa Timur. Tentang bagaimana ia memperjuangkan pendidikan di Lampung Selatan di saat kondisi kehidupannya sendiri serba kekurangan. Sebagai seorang transmigran yang "hanya" berprofesi sebagai tukang tambal ban, ia terus tanpa lelah memperjuangkan pendidikan untuk anak-anak di bagian barat negeri ini tanpa pamrih materi apapun. Ya, dia adalah Sugeng Hariyono. Seorang transmigran dari Ponorogo yang kini menjadi pejuang pendidikan melalui perpustakaan. "Kemampuan saya memang berbatas, tapi semangat saya tiada batas." Itulah kata-kata inspiratif yang yang selalu keluar dari hatinya.

Bermodalkan motor seharga 450 ribu rupiah yang ia beli dari sebuah tempat rongsokan, buku-buku yang ia beli dari tukan loak seharga 15 ribu rupiah. Ia berkeliling dari desa ke desa di seluruh penjuru Lampung Selatan untuk mengantarkan ilmu pengetahuan dan informasi kepada anak-anak di berbagai desa tersebut. Perpustakaan dan buku adalah jendela dunia, begitu kata dia. Terus semangat di antara cibiran warga, yang kerap kali ia dapatkan.






Bahkan tak hanya itu, Sugeng Hariyono yang juga seorang alumni jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Terbuka ini, seminggu sekali mengadakan kursus komputer gratis bagi anak-anak di desa-desa yang ia datangi. Ya, luar biasa bukan? Barangkali bagi kita yang ada di kota, ini hal yang remeh-temeh. Akan tetapi bagi anak-anak di pelosok-pelosok desa di Lampung Selatan ini sangat lah berharga. Sederhana saja (bagi kita yang di kota) sebenarnya, tentang Word, Excel, Power Point. Akan tetapi pengetahuan itu bagi anak-anak di desa sangatlah luar biasa. Bahkan bisa jadi mereka hanya sekedar menyentuh komputerpun tidak pernah. Inilah yang menggugah Sugeng Hariyono untuk mengadakan kursus komputer gratis ini kepada warga dan anak-anak yang menghendaki. Keterbatasan sarana bukan jadi masalah. Fasilitas leptop yang digunakan untuk kursus gratis ini, ia dapatkan dari pinjaman warga. Juga tentang tempat kursus, diadakan di rumah warga yang membolehkan kegiatan ini diadakan di rumahnya.

Luar biasa. Di antara berbagai keterbatasan, terutama tentang koleksi-koleksi buku yang ada di Motor Pustakanya, Sugeng Hariyono terus berjuang untuk mencerdaskan anak-anak negeri melalui buku-buku bacaan dan perpustakaannya. "Negeri ini bukan warisan nenek moyang kita di masa lalu. Tetapi adalah titipan anak cucu kita di masa depan." Begitu kalimat inspiratif yang keluar dari pustakawan luar biasa ini. Silahkan lihat video berikut ini untuk kisah lebih lengkapnya. Menggugah, mengharukan, sekaligus mencerahkan.


Sumber video: Net TV

Post a Comment

2 Comments

  1. kesederhanaan tidak membatasi kita untuk berusaha , SEMANGAT!!!

    ReplyDelete