Gaji 1,5 Milyar Per Tahun, Masih Berpikir Profesi Pustakawan Itu Gak Keren?


Siapa bilang pustakawan bukan profesi bergengsi. Jangan salah, jika masih berpandangan demikian, kelihatannya mulai saat ini teman-teman harus segera merubah paradigma tersebut. Pasalnya, kini profesi pustakawan termasuk salah satu profesi yang menjanjikan. Pustakawan tidak hanya duduk manis di perpustakaan sekolah tetapi juga bisa menjadi bank data dari sebuah perusahaan besar. Dan tentu saja gajinya tak kalah dengan profesi lainnya.

Apalagi di Indonesia saat ini sudah terdapat beberapa payung hukum baik yang undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri, hingga peraturan daerah yang mengatur tentang perpustakaan dan pustakawan tentunya. Sebut saja UU No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Juga dua tahun yang lalu telah dikeluarkan PP No. 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan UU No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Jauh sebelum itu, sudah ada Permendiknas No. 25 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah. Bahkan baru-baru ini di Kabupaten Bantul, DIY sudah ada Perda yang mengatur tentang Perpustakaan. Tentu saja ini adalah sebuh progress yang luar biasa bagi pustakawan dan dunia perpustakaan di Indonesia. Yang artinya saat ini pustakawan dan dunia perpustakaan sudah semakin mendapatkan perhatian dari berbagai pihak. Dan tentu saja hal ini harus diimbangi dengan peningkatan kompetensi kita sebagai seorang pustakawan. Yang mana jika kita memiliki kompetensi yang benar-benar mumpuni, bukan tidak mungkin seiring dengan itu pula karier dan kesejahteraan (baca: penghasilan) kita sebagai pustakawanpun akan meningkat.

Baru saja saya baca berita di Kompas.com, bahwa baru-baru ini Badan Intelijen Amerika Serikat atau Central Intelligence Agency (CIA) membuka lowongan bagi pustakawan dengan tawaran gaji yang sangat menggiurkan, yakni 50.864 dollar AS hingga 118.069 dollar AS (Rp 661 juta-Rp 1,5 miliar) per tahun. Jumlah itu setara Rp 55 juta hingga Rp 125 juta per bulan!

Bahkan tidak hanya itu, Pustakawan yang direkrut CIA nantinya tak hanya bekerja di perpustakaan. Pustakawan (yang terpilih) juga berkesempatan menjadi bagian dari informan (embedded), ikut berbagai penugasan, serta bergabung dengan komunitas intelijen. Ya mirip-mirip James Bond gitu.. Hehehee.. Keren kan? Pustakawan sekaligus sebagai agen intelejen. Hmmmm.....

Tentu saja untuk bisa menjadi Pustakawan di Perpustakaan CIA harus memenuhi beberapa persyaratan tertentu. Adapun persyaratan yang harus dipenuhi pelamar adalah pendidikan minimal S2, memiliki pengalaman sebagai pustakawan, serta bersedia mengikuti pemeriksaan latar belakang. Hal lain yang juga harus dipenuhi adalah tes kesehatan dan psikologis, termasuk harus lulus dari tes kebohongan dan terbebas dari konsumsi obat-obatan terlarang.

CIA bahkan menempatkan pustakawan sebagai profesi yang memiliki peran strategis dalam mengumpulkan dan mengelola informasi. Pemerintah federal telah mempekerjakan lebih dari 1.400 pustakawan.  Dan ini menunjukkan bahwa profesi pustakawan di negara-negara maju seperti di Amerika Serikat sangatlah dihargai dan diakui secara profesional. Bahkan dari IASL (International Association of School Librarianship) yang diadakan di Bali tahun 2013 yang lalu bisa kita ketahui, di negara-negara maju seperti Amerika dan Eropa, yang menjadi pustakawan sekolah bukan sekedar (maaf) lulusan Diploma atau Sarjana, tapi minimal S2, S3, bahkan ada yang bergelar Profesor. Artinya apa, kita sebagai pustakawan jangan hanya menuntut untuk "ini-itu" tetapi tidak diimbangi dengan peningkatan kompetensi yang kita miliki.

Yuk.. Tingkatkan kompetensi kita sebagai seorang pustakawan.

 Nih bonus dari saya.. salah satu sudut dari CIA Library... Keren ya? ^_^


Post a Comment

2 Comments