Pendahuluan
Bahan
pustaka, atau disebut juga koleksi perpustakaan. Secara umum, bahan
pustaka ini dibagi menjadi dua macam: bahan pustaka cetak
(book materials) dan bahan pustaka non cetak
(non-book materials). Untuk bahan pustaka/koleksi tercetak
(book materials)
dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu koleksi sirkulasi, koleksi
referensi, koleksi serial/terbitan berseri. Koleksi sirkulasi sendiri
nantinya juga masih dibagi lagi menjadi 10 kelas utama (in syaa Allah
akan ada pembahasan tersendiri), koleksi referensi juga dibagi lagi
menjadi referensi umum dan referensi islam, dan koleksi serial juga ada
beragam jenisnya (terbit harian, mingguan, dwi-mingguan, bulanan,
tahunan, dsb).
Jika koleksi-koleksi tercetak
(book materials) memiliki pembagian berdasarkan jenis-jensinya, demikian halnya dengan koleksi non-cetak
(non-book materials)
yang ada di perpustakaan, ada beragam jenisnya mulai dari koleksi
digital, CD, DVD, kaset, peta, globe, atlas, dsb. Yang mana kesemuanya
itu, baik koleksi cetak maupun koleksi non-cetak, membutuhkan sesuatu
yang dinamakan pengelolaan atau manajemen. Pengelolaan/manajemen koleksi
perpustakaan sangat diperlukan agar koleksi-koleksi yang ada di
perpustakaan terdata dengan baik, sehingga koleksi bisa dilayankan
kepada pengguna dengan baik, bisa ditemukan ketika dilakukan pencarian,
bisa mudah dilakukan perawatan terhadapnya jika terjadi kerusakan, serta
untuk memastikan perkembangan (penambahan atau pengurangan) koleksi
yang ada di perpustakaan setiap jangka waktu tertentu.
Itulah
mengapa, manajemen atau pengelolaan koleksi di perpustakaan sangat
penting dan sangat perlu dilakukan sebaik-baiknya. Dalam manajemen bahan
pustaka, terdiri dari beberapa tahapan yang harus dilaksanakan oleh
pustakawan, yaitu pengembangan bahan pustaka, pengolahan bahan pustaka,
pelayanan bahan pustaka, perawatan bahan pustaka, serta penyiangan bahan
pustaka.
Pengolahan bahan pustaka sendiri terdiri dari beberapa
tindakan, yaitu inventarisasi, klasifikasi, penentuan tajuk subjek, dan
katalogisasi. Katalogisasi, merupakan salah satu bagian dari pengolahan
bahan pustaka yang harus dilakukan terhadap setiap koleksi yang ada di
perpustakaan.
A. Katalogisasi
Katalogisasi artinya proses membuat katalog sedangkan katalog adalah daftar koleksi sebuah perpustakaan. Katalog bertujuan :
1. Untuk memungkinkan pemustaka untuk menemukan koleksi yang dibutuhkan berdasarkan:
- Pengarang atau
- Judul atau
- Subjek
2. Menunjukkan apa yang dimiliki perpustakaan berdasarkan
- Pengarang tertentu
- Mengenai subjek terterntu
- Jenis sastra tertentu
3. Membantu dalam pemilihan sebuah buku
- Menyangkut edisi (secara bibliografis)
- Karakter buku (literer atau topik)
Dalam
praktik modern, tujuan pertama ditulis ulang untuk memudahkan seseorang
menemukan setiap ciptaan intelektual baik yang diedarkan dalam format
cetak, noncetak mau pun elektronik.
Istilah katalogisasi yang digunakan di Indonesia merupakan penyerapan kata
catalogisering
dari bahasa Belanda. Seiring dengan semakin populernya bahasa Inggris
dalam pendidikan pustakawan di Indonesia sejak akhir dasawarsa 1960-an,
maka istilah Inggris mulai meresap. Muncul istilah deskripsi
bibliografis sebagai terjemahan kata
bibliographical description. Istilah lain ialah
descriptive cataloguing
atau pengatalogan deskriptif artinya proses pengatalogan yang
mengidentifikasi dan mendeskripsi paket informasi, perekaman informasi
dalam cantuman bibliografis dan seleksi dan pembentukan titik akses.
Kedua istilah tersebut sinonim dengan katalogisasi dan dalam makalah ini
semuanya tertukarkan.
*bersambung....
**artikel ini juga dimuat di blog
Perpustakaan Daarul Ilmi
0 Comments