Tanggapan Wali Kota Bandung Atas Insiden Pembubaran Perpustakaan Jalanan. Naaah Gini Lho Kang Emil yang Kami Harapkan... Tegas, Substantif, dan Solutif....



Alhamdulillah.. Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa... Seneng rasanya begitu mendengar (lebih tepatnya membaca) pernyataan Kang Emil (Bapak Ridwan Kamil - Wali Kota Bandung) terkait insiden pembubaran Komunitas Perpustakaan Jalanan beberapa waktu yang lalu.

Jika kemaren Pustakawan Jogja sempat menuliskan artikel tentang pernyataan tanggapan Kang Emil terkait insiden ini lewat akun instagramnya yang oleh Pustakawan Jogja rasakan masih terlalu normatif, (silahkan baca di sini : Kekerasan Terhadap Pegiat Literasi oleh TNI di Bandung...! Pernyataan Kang Emil Masih Terlalu Normatif. ) kali ini beliau (kembali) membuat pernyataan tanggapan atas insiden pembubaran Komunitas Perpustakaan Jalanan itu melalui akun Fanspage FB beliau.

Kali ini tanggapan beliau sudah baik, tegas, tidak lagi normatif, malah lebih mengena, taktis, dan sangat substantif. Melalui klarifikasi tahap kedua ini, Bapak Ridwan Kamil menyampaikan beberapa poin penjelasan, klarifikasi, sekaligus solusi.

Wes gak usah berlama-lama... silahkan baca dengan cermat pernyataan beliau nggeh.... Langsung saya copas dari akun Fanspage FB beliau.


Warga Bandung,

Terkait dengan insiden dugaan pembubaran komunitas perpustakaan jalanan oleh Kodam 3 Siliwangi. Saya sudah melakukan dialog dengan pihak TNI dan pihak2 terkait, untuk menggali informasi. Terlampir beberapa poin yg perlu diketahui:

  1. Kami menyesalkan kesalahpahaman yang terjadi. Karena saat ini Pemkot Bandung sedang terus menggiatkan budaya literasi/baca ke segala golongan masyarakat di kota Bandung, dalam bentuk wajib baca 15 menit sebelum kelas dimulai, kios baca, perpustakaan keliling dan perpustakaan di kelurahan dan taman.
  2. Kejadian di taman cikapayang menurut Kodam, terjadi larut malam di atas jam 11 malam. Sasaran yang ditertibkan sebenarnya adalah kelompok2 pemotor yang kebetulan berdampingan dengan komunitas perpustakaan jalanan. Sehingga diduga terjadi miskomunikasi, dimana komunitas perpustakaan jalanan ikut terbubarkan.
  3. Kegiatan di atas adalah kegiatan operasi keamanan, dimana Kodam 3 saat ini sedang membantu kepolisian melaksanakan operasi keamanan untuk memberantas kejahatan geng motor di propinsi Banten dan Jawa Barat. Dari data yang masuk, walau masih ada, kuantitas kejahatan geng motor di jawa barat dan banten sudah turun cukup drastis.
  4. Tidak ada sedikitpun kebijakan jam malam dari pemkot Bandung. Tahun 2014 pun, kebijakan jam malam itu adalah himbauan dari kepolisian, dgn alasan keamanan, untuk pembatasan hiburan malam, bukan membatasi kegiatan rutin warga. Artinya tidak ada sedikitpun pembatasan untuk kegiatan positif warga sampai larut malam. silahkan.
  5. Jika ada hal yang dianggap tidak sesuai aturan hukum, pihak2 dipersilakan untuk menempuh jalur hukum sesuai norma dan peraturan yang berlaku.
  6. Kami dengan senang hati akan memfasilitasi jika komunitas2 di Bandung ingin berdialog dengan kepolisian atau TNI terkait isu2 keamanan kota dan lain2.
  7. Pihak Kodam menawarkan kepada komunitas perpustakaan jalanan utk bersinergi dengan koramil, karena ternyata koramil memilki program penjangkauan berupa program baca tulis kepada anak2 jalanan.
  8. Demikian kurang lebih informasinya, mudah2an kesalahpahaman bisa diselesaikan dengan baik. Karena Pemkot sangat menjunjung tinggi HAM dan mendukung hak demokrasi warga.
Hatur Nuhun.

Nah sudah jelas to? Ayok kembali semangat untuk terus menggelorakan gerakan literasi di seluruh pelosok negeri ini.... 
Salam #PustakawanBergerak....!

Post a Comment

0 Comments