Sejarah Sendang Randekan, Ubalan, Karangrayung, Grobogan, Jawa Tengah


KISAH SENDANG RANDEKAN

Oleh : Yunus Suryawan, S.STP., M.Si.


Pada masa dahulu, di awal berdirinya Kerajaan Pajang yang dipimpin oleh Sultan Hadiwijojo atau lebih dikenal dengan Joko Tinggir pada sekitar tahun 1558 M. Proses perpindahan kerajaan dari akhir Demak ke Pajang, dari Demak ke daerah sekitar Laweyan dan Umbul Pengging Banyudono dimulai dari pencarian daerah yang akan dijadikan pusat Kerajaan Pajang. Sunan Kali Jaga, melalui murid beliau, Syaikh Mursyid yang ada di Yogyakarta, mengutus Ki Ageng Wonotoro untuk berjalan dari Demak ke selatan menuju ke arah Surakarta.


Dalam pencarian daerah itu, Ki Ageng Wonotoro diberikan batok kosong yang dibawa sambil bertafakur naik dokar dan dilarang menengok ke belakang. Apabila batok itu nanti di perjalanan berisi air, maka di situlah nanti menjadi daerah yang akan didirikan Kerajaan Pajang. Dalam perjalanannya ke selatan, Ki Ageng Wonotoro tiba di daerah Kampung Ubalan Desa Sumberjosari (Kecamatan Karangrayung, Grobogan, Jawa Tengah - ed). Beliau mendengar gemericik air di situ, akhirnya menengok ke belakang, dan berhenti di lokasi itu. Di sana, beliau melihat ada sumber air dan sendang. Namun, isi air di batok itu tidak penuh, dan oleh guru beliau, karena airnya tidak penuh, maka disuruh melanjutkan perjalanan ke selatan lagi sampai batok itu berisi air penuh. Sebelum beliau melanjutkan perjalanan, beliau memberikan nama sendang itu dengan sebutan "Sendang Randekan."


Dalam perjalanan selanjutnya, Ki Ageng Wonotoro diberi bebek dan disulupkan (diselamkan - ed) di Sendang Randekan, di mana tempat yang dicari itu nanti bebek itu akan muncul di sumber mata air di daerah itu. Akhir perjalanan beliau akhirnya tiba di sebuah sumber air yang melimpah, dan batok berisi penuh di situ, yaitu di daerah Pengging, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, yang sekarang terkenal sebagai Umbul Pengging Banyudono. Ki Ageng Wonotoro di akhirnya, pada abad ke-15, mendirikan pesantren dan meninggalkan masjid di Kampung Wonotoro, Desa Catur, Kecamatan Sambi, berjarak 10 km dari Umbul Pengging dan 20 km dari bekas Kerajaan Pajang Solo.



Maka semenjak itu, sendang yang ada di Kampung Ubalan disebut Sendang Randekan (Randegan - ed), yang berarti sendang tempat mandeg atau leren (istirahat), di mana di sendang itu memang nyaman buat mandeg, leren, (beristirahat - ed) karena hawanya semribit angin dan ada pohon randu alas yang sangat besar dengan lingkar keliling batang bawah pohon berukuran 15 m. Dan pohon itu menjadi pohon terbesar di wilayah Sumberjosari, berumur ratusan tahun, dan di sekitar lokasi sepanjang 300 m terdapat pohon kesambi sejumlah 40 buah yang berumur ratusan tahun, menambah kesejukan daerah Sendang Randekan. Memang benar di sendang itu kadang airnya mubal-mubal (melimpah ruah - ed) besar debit airnya mengalir, namun di musim puncak kemarau sumber air sendang tetap ada, namun tidak berisi penuh, hanya sepertiga saja, dan tidak bisa mubal meluber ke saluran air di sawah.


Sekarang Sendang Randekan banyak yang datang mandeg leren ngiyub di sana. Ada yang hanya duduk-duduk, ada juga yang memancing di sana, ada juga yang mengambil air untuk mengairi sawah yang ada tanamannya.


Demikianlah kisah nama Sendang Randekan, Kampung Ubalan.



Catatan dari Pustakawan Jogja:

  • Sendang randekan ini adalah tempat di mana saya menghabiskan masa kecil saya di tempat asal saya, Desa Sumberjosari Kecamatan Karangrayung. Sendang ini banyak menyimpan cerita dan menjadikan kenangan tersendiri bagi saya. Dulu saat itu belum ada gadget, TV pun masih sangat jarang. Kami bermain langsung di alam. Di tengah panasnya udara di wilayah utara pulau Jawa, sendang ini menjadi oase bagi kami untuk mendapatkan kesejukan dan kenyamanan. 
  • Sendang Randekan terletak di Kampung Ubalan, Desa Sumberjosari, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. (Google Map : KLIK DI SINI)

Post a Comment

0 Comments