Diklat Kepala Perpustakaan Sekolah Angkatan V Tahun 2019 Dari IPI DIY Telah Dibuka..! Ayok Daftar Lurrrr....!!! Yang Luar DIY Sangat Boleh Ikut!


Halooo halooooo... Dulur-dulur sedanten.. Masih ingat tentang Diklat (Pendidikan dan Pelatihan) Kepala Perpustakaan Sekolah yang sudah beberapa kali diadakan di DIY...? Beberapa waktu yang lalu, sudah beberapa kali Pustakawan Jogja ulas pula di blog ini, bahwa IPI (Ikatan Pustakawan Indonesia) DIY bekerjasama dengan BPAD DIY dan Pusdiklat PNRI mengadakan Diklat Kepala Perpustakaan Sekolah.

Yang terbaru adalah pada bulan Agustus 2018 kemarin. Hmmmm.... Sudah cukup lama juga ya? Naaaaaah.... Untuk Bapak, Ibu, sedulur-sedulur semua yang berkeinginan untuk mengikuti Diklat Kepala Perpustakaan Sekolah, tapi kemarin-kemarin belum berkesempatan, this time for njenengan sedanten Lurrrr....!

Why?

Coz IPI DIY kembali membuka kesempatan untuk njenengan bisa mengikuti Diklat Kepala Perpustakaan Sekolah Angkatan V Tahun 2019. Gimana informasinya? Lets cekidoooottt....!!!


Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Kepala Perpustakaan Sekolah Angkatan V Tahun 2019

Pusdiklat Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) DIY
Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) DIY

Waktu dan Tempat
  • Hari : Sabtu dan Ahad
  • Tanggal : 16 Februari 2019 s/d 24 Maret 2019
  • Pukul : 07.30 - 16.30 WIB
  • Tempat : BPAD DIY - Jl. Tentara Rakyat Mataram No. 29 Yogyakarta
  • Pelaksana : PNRI, BPAD DIY, PD IPI DIY
  • Pemateri : Dosen dan Pustakawan di dunia Perpustakaan dan Informasi dari UGM, BPAD DIY, UIN, dll.
Sasaran
  • Kepala Perpustakaan / Calon Kepala Perpustakaan Sekolah yang belum memiliki sertifikat kompetensi sebagai Kepala Perpustakaan Sekolah.

Kontribusi Peserta
  • Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah)/peserta *dengan ketentuan jumlah peserta minimal 20 orang

Fasilitas Peserta
  1. Bahan ajar Diklat Kepala Perpustakaan Sekolah (soft file)
  2. Sertifikat Kepala Perpustakaan Sekolah dari Perpustakaan Nasional RI
  3. Snack dan Makan Siang

Informasi Pendaftaran

  • Wiyarsih, SIP., MA.
    08157900569 (WA)
  • Drs. Budiyono, SIP.
    081393705162 (WA)
  • Agung Pambudi, ST., MA.
    083869691881 (WA)
  • Trimyati,MA.
    081578945432 (WA)
Pembayaran
  • Transfer BRI ke rekening : 3070-01-009438-53-3 a/n Sri Endang Yektiningsih
  • Tunai ke Wiwik Tarmini, SIP. (BPAD DIY) - HP : 08122690902 (WA)
Sekretariat 
  • BPAD DIY - Jl. Tentara Rakyat Mataram No. 29 Yogyakarta
 Lebih jelasnya, lihat di brosur berikut ini deeeeh... ^_^



Mpun yaaaa.... Ayok lurrrrr pada daftar...! ^^

Post a Comment

17 Comments

  1. Replies
    1. Insyaallah setiap tahun ada. Biasanya setahun 2 kali. Tunggu mawon informasinya nggeh. Insyaallah akan kami informasikan terus lewat blog ini.

      Delete
    2. Kapan ada lagi diklatnya

      Delete
  2. Sy taunya jg telat...kira2 ditahun ini adalagi ato tdk nggih?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Insyaallah setiap tahun ada. Biasanya setahun 2 kali. Tunggu mawon informasinya nggeh. Insyaallah akan kami informasikan terus lewat blog ini.

      Delete
  3. Mohon informasibya jika ada diklat kepala perpustakaan lagi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Insyaaallah nanti akan kami informasikan selalu di sini yaaaaaaaa ^^

      Delete
  4. Minta info diklatnya lagi kapan?

    ReplyDelete
  5. Mohon diinfokan ya jika ada dikaltny untuk tahun 2019 ini, tq

    ReplyDelete
  6. Mohon info diklat kepala perpustakaan dekolah

    ReplyDelete
  7. Assalammualaikum WW. Puji syukur kita panjatkan ke Hadirat Allah SWT,di hari sayidul aqyam tanggal 22 Nopember kita bisa bertemu di Forum Pustakawan Jogyakarta 2019.

    Baru Pertama ini saya memperkenalkan diri. Saya dan Mas Didik P diserahi tugas oleh pimpinan Badan Diklat PKN BEPEKA JOgyAkarta, diantarnya: Oleh BPK. Eko Kindro Siswanto. M.si, Akuntan untuk mengelola perpustakaan mungil namun manis bila diselami dan tajam bila di dalami.

    Perpustakaan kami tidak banyak koleksi buku, karena kami sedang dalam ERA KONVERGENSI UNTUK MENUJU PERPUSTKAAN ERA DIGITAL. Dengan langkah tegap kami akan segera menjemput era ini agar kami tidak merasa ketinggalan namun tetap menjadi pelopor kemajuan Badan Diklat BEPEKA RI.

    Mungil tapi manis itu slogan yang selalu kami semangati, karena rasa sepi selalu menghantui kami ketika menjaga SI Mungil dan atau SI PUSPA (DKI). Kami beropsesi bahwa perpustakaan itu bukan lagi Taman Bacaan naumn juga akan kami desain perpustakaan menjadi Taman Taman Yang lain, seperti contoh: Taman Menulis, Taman Berdiskusi, Taman Kajian, Taman Relaksasi....DST. Demikian dulu besok bertemu lagi...

    ReplyDelete
  8. JUDUL: PEMASARAN PERPUSTAKAAN (P-2)......Ditulis Dari: Kantor Perpustakaan Pemda Bantul DIY.


    Undang-undang (UU) No; 43/2007 tentang Perpustakaan pada pasal tiga menyebutkan tentang fungsi perpustakaan yakni sebagai media pendidikan, penelitian, informasi, maupun tempat relaksasi untuk mencerdaskan generasi muda.

    Bukan hanya informal dalam pemasaran , namun juga melalui media yang tepat waktu, tepat tempat serta tepat cara. Efektivitas menjadi cara yang bagus untuk tujuan memasarkan perpustakaan. Bila perpustakaan sepi pengunjung, untuk saat ini, tidak ada masalah perpustakaan sepi mereka sudah hadir tanpa fisik, yakni melalui internet seperti cara ini. Dengan demikian indikator kinerja itu bukan soal pengunjung fisik saja, mereka tergolong pengunjung walalupun ada di warung sate dan atau Tong Seng, contohnya. ada dii Pos Satpam, ada di Pos Polisi, tergolong pengunjung perpustakaan. Maka iindikator kinerja (IKU=Indikator kinerja Utama) perpustakaan sudah berbeda.

    Tidak main2, ini penting bagi pengelola perpustakaan dari Sabang sampai Irian. Manakah yang tersampling untuk menjadi banyak yang akses, aliyas banyak pengunjung walalupun kantornya sepi. Malah Bagus artinya IKU tercapai dengan KKP (Kertas Kerja Pemeriksaan) dari jumlah akses di layar internet.

    Daya sugesti bisa menjadi basis pemasaran yang sangat kuwat....... Jaman duluKalla dikenal penulis terkenal yang bisa menarik banyak pengakses, seperti Ki Ronggo Warsito, Ki Ronggo Warsini, Empu Panuluh, Empu Sedah, Empu Kanwa, Ki Pandanaran, Ki Hajar, Ki Bagus Burham...

    Riwayat para Empu penulis tersebut harus bisa ditulis untuk dikoleksi di perpustakaan serta sebagai pembelajaran serta dikenal generasi penerus hingga adik adik bisa merasakan karyanya yang sampai menusuk tulang belakangnya. Nah maka...bisa diolah sebagai "breanchmark" di perpustakan di manapun berada yang bernuansakan "Local Wisdom".

    IKU tadi menjadi pembelajaran baru bahwa kantor sepi itu jangan disalah tafsirkan karena di luar negeri sepertti di Jerman maupun Arab itu katanya bekerja cukup dirumah saja, semua bisa di email, bisa dipanggil GOJEG, bisa dipanggil sandi.

    suatu Saat Bisa Dibangun Perpustakaan beraroma Sintetis. yang bermanfaat untuk pengobatan, penyembuhan serta untuk referensi. dulu pernah Sang Ka
    yai bercerita, kalo Hari Jum at Itu Sultan Agung solat jumatnya di MEdi Nah. Waktu itu saya rasa tidak percaya, namun setelah dengan cara berpikir baru percaya. Sukar dijawab namun pertanyaannya tidak salah.

    Artinya apa? (Kupinge durung gaduk....). Itu namanya mencuri star....Harus ada PELANGKAH DOONG.... Yang dilangkahi itu siyapa?? Emas bukan perak too.. Starnya dicuri....

    ..Kekuatan rentang kendali kita di uji oleh sebuah cerita yang kadang penuh misteri seperti halnya cerita Misteri Gunung Merapi Karangan Bapak Mintareja SH.

    Bisa menjadi bahan untuk pemasaran dengan polesan cerita unik seperti cerita kalahnya Diponegoro di Magelang, namun sembunyi Di Gowa Bantul justru tidak berani.

    Tidak ada yang aneh memang begitu ceritanya.....Keunikan, masalah misteri, masalah penasaran bisa di angkat dalam dunia pemasaran...yang akan berdampak pada omset pengakses.

    Jangan dibayangkan seperti dulu bahwa perpustakaan selalu dikaitkan dengan jumlah pengunjung fisik...apa lagi sudah berani memberi Nama: E Liabrary. Pengunjungnya bisa berada di area seluruh Indonesia bahkan termasuk yang di Suri Name. Luar biyasa......bisa seperti pertunjukkan Didik NT.....
    Yang memukao pendengar....melebihi serunya ujian skripsi...

    Metodologi pemasaran seperti metodologi penulisan Al Qur an yakni diantaranya adanya pengulangan kata maupun kalimat. Ini kunci yakni pengulangan. Kita mudah lupa metodologi ini, namanya pengulangan baik menjadi kata benda maupun kata sifat maupun menjadi homofon. Dalam dunia militer...pengulangan itu menjadi kewaspadaan....


    Demikian besok di sambung lagi....Salam untuk Budi Bisa Siregar serta Muclisin Lamboka di Pare2.





    ReplyDelete

  9. Judul: PERPUSTAKAAN PEMBUKA KUNCI (PPK)

    Bukan Aneh (BA) kata Ibu Made dari perpustakaan nasional yang berkunjung serta mengajar di Klas Badan Diklat BEPEKA RI Yogyakrta di Tahun Anggaran 2017. BA apanya? Bicara Kunci, orang awam mengatakan terkait dengan pintu maupun jendela, namun kita lupa ketika berdoa jarang mohon dilapangkan segala urusan termasuk urusan pikiran. Nah tidak sadar sering pikiran kita sempit atau dibuat sempit maka para alim ulama menyarankan doa seperti ini.

    Ini dari fakta kita bicara karena kadang kalla hengnya pikiran itu banyak variable eksternal, termasuk kalo sakit perut juga demikian. Ini kita ketahui beberapa penelitian di lapangan bahwa faktor eksternal menjadi dominan untuk mempengaruhi internal BADAN. Sehingga terkait kunci maka perpustakan bisa eksternal maupun sebaliknya. Kalo Film War KOP itu judulnya Kanan Kiri OO Key...Kunci demikian pula....ada kunci marga depan ada pula kunci marga belakang. Bisakah keduanya bertemu......Bertemu orang tuanya maupun pembantunya itu mudah.....artinya disinilah permainan dimulai...bahwac belum tentu menjadi konsultan bisa menjadi dosen dihadapan kliennya....

    Bisa juga ada yang tadi seperti WARKOP.....Bisa menjadi kunci belakang bisa pula menjadi kunci depan.........

    Perpustakaan harus dan seharusnya demikian bisa menjadi pelayan di atas maupun pelayan di bawah.....Kenyataannya memang begitu...itulah ilmu manajemen yang bisa dipraktekan, sehingga belum bisa menjadi ilmu sapu jagad, namun sudah sampai ilmu di atas sapu kelud....

    Sapu kelud yang suka berada disamping tidur itu memang hingga masih menjadi KKP hingga belum bisa dilupakan debunya sapu kelud tadi. Lupa atau dibuatkan lupa itu biasa tidak usah "Hera - n" namanya manusia....kadang tidak sadar kalo dibuatkan lupa. Maka perpustakaan harus diingat....

    Kunci ilmu, buat apa disediakan koleksi kalo tidak di baca, kalo tidak diperhatikan. Coba liat para ahli statistik, bahwa ukuran tendensi pusat itu dengan asumsi. Pertanyaannya: Mengapa dengan asumsi?

    Demikian pula kunci...statistik bisa menjadi kunci, ini bisa di perdalam di perpustakaan, bahwa hitungan itu perlu penjelasan hingga ini menjadi ra nah para filosof untuk menjelaskan. Bisa Bertemukah..........Hipotesa harus duji, baik H nol maupun H alternatif. Maka kembali ke perpustakaan untuk mengingatkan berbagai ilmu yang partial, sehingga penting sekali re rumusan memang begitu bila diperlukan saja. Perkembnagan teknologi telah merubah segalanya, bukannya seperti ROBOT, namun juga bisa seperti manusia. hingga perpustakaan bisa berfungsi untuk memanusiakan ilmu serta bisa pula mengilmukan manusia.

    Perpustakaan Pembuka Kunci artinya kunci apapun bisa di buka melalui media perpustakaan baik arti sempit maupun luas. Kunci tersebut menjadi pingingat seumur hidup dan disaksikan juga oleh yang tidak kelihatan. Dan tentunya dicatat oleh Malikat Roqib dan Atid, hingga nantinya kita imani juga akan menjadi bahan pertanyaan malaikat Mungkar Nakir. trimaa ksh....

    ReplyDelete
  10. PENGGALIYAN ILMU MELALUI MEDIA PERPUSTAKAAN. ILMU ADA DI MANA MANA . Bahkan sebelum manusia menggunakan baju ilmu itu sudah diberikan Allah SWT, Tuhahn Yang Maha Berkuasa. Nah kalo ada ungkapan buta hurup untuk era kekiianitusudah tidak ada unkapan seperti itu. Karena biasanya istilah buta hurup itu dikaitkan dengan bahasa tulis. Barang kali saya sejak SMP juga buta hurup walalupun bahasa indonesia menempel l Di Badan. Ini menjadi KKP bahwa sumpah Pemudi 1928 tidak lupa. Dulu guru Sejarah SMP, BPK Sunardi, Bsc. menjelaskan begitu. Kesetian, keterikatan pada rambu2 yang ditanamkan pada qolbu begitu tajam, hingga ketika saya berada di Kantor Pusat Jalan Indro Subroto nomer 52 Jakarta, masih buta hurup juga.

    Kapan saya pinter kalo begini, namun bersyukur juga aku diberi tahu setelah makan tempe, ternyata itu UUD 45 itu bukan menggunakan kata pinter. Aku tidak mau kalah.....walalupun kalah di bidang lain, namun bidangku anda harus belajar dengan aku yang sudah menjadi guru, yakni GURU MENUKLIES.

    Kok saudaraku enggak bisa seperto WOLO? Jnagan curiga.....prasangka baik juga dong. Itulah ilmu BPK Kyai Langgeng yang dibuatkan Monumen di Kota Magelang dekat Monumen BPk RI. Jujur saja.....Diponegoro kalah di tempat itu, walalupun di Gowa Bantul beliau menang.

    Kok Mas Indras tahu mengapa? Pertanyaan jangan begitu rumusannya. sebelum membuat pertanyaan tahu dulu kunci jawabannya. Namun yang bisa menjawab hanya PAk Dekan. Tidak masalah kan yang bertanya mantan ketua jurusan, yang banyak pekerjaan administrasi karena jabatan struktural itu dekat dengan administrasi, kata BPK Didik P.Lalu fungsionalnya bagaimana? Aku tanya Mas Didik lagi.

    Dari pertanyaan itu juga bisa menggambarkan rentang kendali serta kedalaman ilmu si pena nya. Lalu lagi, kaitannya dengan perpustakaan di era Now ini? Bisa berubah dan harus demikian. Kuliah saja ada kuliah jarak jauh, ini yang modern. Kuliah tanpa kampus. Mau tidak mau harus begitu.....tanya orang Barat.....

    Berarti kampus itu sudah ketinggalan, tanpa bentuk gedung pun bisa menjadi kampus, itu kalo kita konsisten dengan ungkapan yang sering kita dengung dengungkan.

    ReplyDelete
  11. Nah oleh karena itu saatnya AHLI SOSIOLOGI MASUK untuk menjembatani Era yang bisa bisa menjadi ancaman karena ketidaksiapan atau karena salah prediksi, kita berpikir di depan melupakan aspek sosiologi Indonesia yang asli. Jangan lupa .......katanya Indonesia tidak boleh bubar.....namun harus berteknologi..........Bagaimana Prof? Perpustakaan juga harus begitu namun kebutuhan kita bukan hanya serba E, namun juga butuh I yakni Impact: Kita butuh sentuh one, kita butuh candaan fisik, butuh bercanda secara emosional (contoh: teman pak noyo genggong, Ibu Mar Sidah, D. Ninik Cowok, Butuh Tariyan, butuh lidah buaya DSB). Jadi jangan terlalu ke depan berpikirnya, rem makan dulu, tentunya pengawasan perijinan di Departemen Pendidikan Nasional Harus lebih ketat). Bisa kesiku dari ungkapan kita sendiri tentang teknologi.

    E library bisa menjadi peluang jika cerdas mengolahnya, luas area konsumen perpustakaan bisa ditingkatkan dengan kerjasama para penulis yang memiliki banyak gudang huruf maupun kalimat untuk menjadi koleksi yang otomatis langsung diketahui serta diahami. Nah maka ilmu sudah tidak terikat dengan masalah "place maupun time". asal masih ada PLN maupun Bang Energi bisa diolah menjadi pelanggan perpustakaan selama 24 jam yang identik dengan perputaran bumi sebesar 360 derajat. Anti hujan walalupun butuh air, anti gangguan bila tidak digilir. Itulah seni pengelolaan sperti ULU ULU memiliki seni mengelola hujan. Bukan pawang, kita menggunakan statistik juga yakni Statistik Anomali(SA).

    Sudah waktunya variable pengganggu, yakni variabel diluar formula yang sistemik, yang berpotensi berpengaruh pada variabel formula itu diperdalam. Hingga menjadi kodifikasi ILMU BARI. ContoH: Variabel yang mempengaruhi hujan faktanya bisa berubah cepat dari data satelit. Ketika ditulis, ternyata dilapangan sudah berubah , nah ini harus segera di sikapi dengan dengan metodologi ilmu baru tadi, yang beraroma ANOMALIK. Coba perhatikan perkembangan anak kita, terutama bila perkembangannya tidak diengaruhi oleh BADAN>, kok anak ini selalu ingin menonjol, lalu anak ini sedang bermain apa, dengan apa.....Nah ini harus menjadi perhatian para orang tua serta para tokoh pendidikan sehingga bisa membuktikan adanya Anomalik tadi.

    Lalu hubungannya dengan perpustakaan apa? Koleksi hard copy maupun soft copi juga harus beraroma ANOMALI....karena itulah yang akan menjadi daya tarik serta daya magnet hingga harus dibuat daya ikat..... Kejenuhan memang bisa terjadi.....hingga Yang Di atas untuk keperluan pengelolaan dunia akhirat harus dibuat topik seperti ini dan atau terkondisi yang harus diterima hingga hidup ini penuh variasi yang ber varian juga. Indahnya hidup tercipta minimal sebagai obat.....

    Contoh anak cacad, itu jangan di minggir kan, gali potensinya, bisakah dikelola untuk berbagai manfaat. Karena komonitas di fable juga bisa digolong komunitas anomali, hingga banyak yang di integralkan darinya. Contoh: siapakah dulu yang pernah berpikir membaca al qur an dengan hurup braile?

    Integralnya apa? Banyak, dari aspek fikh maupun pemahamannya serta penggunaan medianya. Peluang banyak bagi perpustakaan untuk menggarap area ini.

    Barangkali Perpustakaan Nasional sudah merancang Perpustakaan berbasis Difable.Sedangkan kami di BDY PKN BEPEKA sudah dan akan menuju pelayanan e library serta akan dipikirkan menuju pelayanan beraroma ramah difable. Demikian semoga bermanfaat, Salam untuk ibu Dewi Kaniasari, sarjana Perpustakaan, M.si. BPK Pusat Jakarta beserta stap.





    ReplyDelete