Wes... ayok kali ini kita ngomongin sesuatu yang rada serius.. biasane kita di blog ini ngomongin hal-hal yang ngalor-ngidul-ngetan-ngulon sinambi guyon, kali ini yuk kita ngobrolin yang agak serius dikit. (dikit aja seriusnya... banyakin guyonnya.. Hehehehe... ).
Naaah.. menyambung artikel serius sebelumnya ^_^ yang berjudul Seri Pengolahan Koleksi Perpustakaan (1) : Inventarisasi Koleksi yang Pustakawan Jogja tulis beberapa waktu yang lalu, kini kita akan kembali melanjutkan artikel seri pengolahan koleksi itu, yaitu Seri Pengolahan Koleksi Perpustakaan (2) tentang Klasifikasi Koleksi.
Dan kembali mengulang pengantar di seri selemunya (hahahaha.. koyok Lelenovela wae...) bahwa tujuan penulisan artikel ringan tapi rada serius tentang Seri Pengolahan Koleksi ini adalah karena seringnya Pustakawan Jogja menerima pertanyaan dari para pengelola perpustakaan sekolah dan TBM yang banyak dari mereka belum berbasis pendidikan ilmu perpustakaan, sehingga secara teori dan pemahaman tentang pengolahan koleksi ini belum semumpuni kita yang dari Ilmu Perpustakaan. Maka, dengan niatan yang tulus dan ikhlas (hihihihii...) Pustakawan Jogja menuliskan artikel tentang Seri Pengolahan Koleksi ini secara bertahap. Jika kemarin sudah terbit artikel pertama tentang pengolahan koleksi, kali ini lanjut yang keduaaaaa.... ^_^
Oke deh langsung saja yaaaaa.... kali ini tentang KLASIFIKASI
Kegiatan klasifikasi secara teoritis diartikan sebagai suatu kegiatan penggolongan atau pengelompokkan buku berdasarkan subyek atau isi bahan pustaka yang bersangkutan. Dengan dasar ini maka bahan pustaka yang subyeknya sama akan berdekatan atau berada pada rak yang sama apapun bentuk bahan pustaka tersebut (Yusuf dan Suhendra, 2005:40). Dengan demikian, klasifikasi ini berguna untuk mempermudah pengguna maupun pustakawan dalam penelusuran informasi atau pencarian bahan pustaka di rak.
Sistem klasifikasi yang paling banyak digunakan di perpustakaan sekolah adalah sistem klasifikasi persepuluhan DDC (Dewey Decimal Classification). Sistem ini mengelompokkan bahan pustaka berdasarkan subyek dengan notasi angka persepuluhan.
Pengelompokkan pertama disebut kelas utama dengan 10 kelompok (000-900). Kemudian, masing-masing kelompok pada kelas utama ini dibagi lagi menjadi subyek yang lebih kecil yang disebut divisi (000-990). Dari subyek yang kecil ini, dibagi lagi menjadi subyek yang lebih kecil yang disebut subdivisi (000-999). Subdivisi ini dapat dibagi lagi menjadi pembagian yang lebih rinci yang disebut bagan lengkap.
Lihat gambar di bawah ini, untuk memperjelas penjelasan di atas. ^_^
Bingung? Wes ngene wae kang lan mbakyu sekalian... KLASIFIKASI kuwi intine nglompokkno buku. Nglompokkno tapi ono patokane. Ada 10 kelompok utama, yang masing-masing kelompok itu ditandai dengan nomor tertentu, seperti di bawah yang ada pada tabel di atas (kiri).
Naaah... Jadi, misal kang mas dan mbakyu punya buku Ilmu Ekonomi, itu nanti masuknya ke kelas 300. Karena 300 itu kelas Ilmu Sosial, dan Ilmu Ekonomi itu masuk ke dalam keilmuan sosial. Akan tetapi, 300 ini sebagai kelas utama, atau sebutlah kelas umum. Jadi semua buku terkait tentang Ilmu Sosial masuknya kelas 300. So... Ilmu Ekonomi ini (setelah kita masukkan ke kelas 300) bisa kita masukkan ke kelas yang lebih spesifik lagi. Yaitu masukkan ke kelas 330 (Lihat gambar tabel di atas - kanan ).
Gimana? Mpun jelas? ^_^ Bagi perpustakaan sekolah disarankan cukup menggunakan buku Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey yang disusun oleh Towa Hamakonda dan JNB Tairas sebagai pedoman pengklasifikasian. Bukunya seperti di bawah ini.. Monggo dicari yaaa ^_^
Atau jika mau lebih mudah lagi, bisa menggunakan E-DDC (Elektronic DDC). Untuk penjelasan tentang E-DDC ini, silahkan lihat di sini :
Bahkan ada cara yang lebih mudah lagi lhooo... Yaitu dengan memanfaatkan fasilitas Bot Telegram SLiMS. Cukup ketik di hape kita, cetik...! 2 detik kemudian muncul nomor kelas buku yang kita cari. Carane? Monggo baca di sini.....
Naaaah gampang to? Wes ora usah mumet-mumet maneh soal Klasifikasi. Gampaaaang pokoke. ^_^
O iya, lebih lanjut bisa langsung merujuk ke sumbernya nggeh...
- Lasa Hs. 2007. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Pinus Book Publisher
- Yusuf, Pawit M. dan Suhendar, Yaya. 2005. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Kencana
0 Comments