Seri Pengolahan Koleksi Perpustakaan (3) : Katalogisasi Koleksi


Nahhhh... Sudah berapa lama ya lur kita gak bahas soal administrasi lagi? Hehehe... Lanjut lagi yaaa... Setelah kemarin kita sudah membahas tentang INVENTARISASI KOLEKSI (klik untuk membaca) dan juga tentang KLASIFIKASI KOLEKSI (klik untuk membaca), kini saatnya kita lanjut lagi tentang yang ketiga, yaitu Katalogisasi Koleksi.

Opo to Katalogisasi Koleksi itu?

Naaah... Menurut definisinya... Katalogisasi adalah proses pembuatan daftar pustaka (buku, majalah, CD, film mikro dan sebagainya) milik suatu perpustakaan. Daftar ini berfungsi untuk mencatat koleksi yang dimiliki, membantu proses temu kembali, dan mengembangkan standar-standar bibliografi internasional (Lasa Hs, 2007:129). Bentuk daftar pustaka ini bermacam-macam, seperti katalog cetakan/katalog buku, katalog berkas, katalog kartu, maupun katalog elektronik yang lazim disebut sebagai OPAC (Online Public Acces Catalog). Masing-masing bentuk katalog ini memiliki kelebihan dan kekurangannya.

  • Katalog Kartu 
    Katalog ini bentuknya seperti kartu dengan ukuran 7,5 cm X 12,5 cm yang terbuat dari karton manila. Dalam setiap kartu memuat data bibliografis untuk satu judul bahan pustaka.
  • Katalog Berkas
    Katalog ini berbentuk berkas /lembaran, dengan ukuran 10 cm X 20 cm. Yang terbuat dari kertas biasa (HVS). Untuk sesetiap berkas tercantum data bibliografis pada setiap judul bahan pustaka, untuk setiap berkas tercantum data bibliografis pada setiap judul bahan pustaka, kemudian berkas-berkas tersebut disusun secara alfabetis berdasarkan pengarang judul dan subyek dan dijilid secara terpisah. Dalam setiap jilid terdapat 50 berkas/lembar.
  • Katalog Buku
    Katalog ini dibuat pada kertas bias (HVS) yang berukuran kwarto atau polio, setiap lembar umumnya memuat 6-8 data bibliografis,  kemudian dijilid seperti buku yang telah tersusun secara alfabetis berdasarkan judul, pengarang dan juga subyek, secara terpisah.
  • Katalog Terpasang (Catalog On Line)
    Katalog ini disebut juaga OPAC (Online Publik Acces Catalogue). Katalog ini menggunakan komputer lengkap dengan perangkat keras dan perangkat lunak

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan untuk efisiensi efektivitas proses temu kembali, sebaiknya bentuk katalog pada perpustakaan sekolah menggunakan katalog elektronik (OPAC). Perangkat lunak untuk katalogisasi dalam bentuk elektronik bermacam-macam dan tiap perangkat lunak memiliki kelebihan dan kekurangannya. Sesuai dengan kemampuan perpustakaan sekolah pada umumnya, disarankan menggunakan perangkat lunak WINISIS yang dikembangkan oleh UNESCO atau perangkat lunak SLiMS (Senayan Library Managemen System) yang dikembangkan oleh Pusat Informasi dan Humas Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Kelebihan kedua perangkat lunak tersebut antara lain adalah tersedia secara gratis di internet dan tidak membutuhkan spesifikasi komputer yang berat/canggih. Selain itu, kedua perangkat lunak tersebut terbukti reliabel telah digunakan oleh banyak perpustakaan-perpustakaan di Indonesia. Utamanya SLiMS.

Berikut ini contoh katalog kartu...


Contoh Katalog (berbentuk) Buku


Ini contoh Katalog Berkas


Kalau ini contoh katalog elektronik (OPAC - Online Public Access Catalog) berbasis SLiMS


Lalu bagaimana prinsip dan cara pembuatan katalog ini? Monggo lebih lengkap bisa dipelajari di banyak buku, salah satunya di buku ini, Pedoman Katalogisasi.


Demikian, semoga bermanfaat.

O iya, lebih lanjut bisa langsung merujuk ke sumbernya nggeh...
  • Lasa Hs. 2007. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Pinus Book Publisher
  • Yusuf, Pawit M. dan Suhendar, Yaya. 2005. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Kencana

***

Post a Comment

0 Comments