Pelantikan IPI DIY : Seminar dan Launching Aplikasi iJogja. Aplikasi Opo Kuwi???

Ketua IPI DIY yang baru (Bapak Ahmad Sarwana, SIP, MA - tengah).

Haloooo teman-teman... Masih ingat seminar nasional sekaligus Musyda IPI (Ikatan Pustakawan Indonesia) DIY yang dilaksanakan tanggal 3 April yang lalu....? Ya... Seminar Nasional "Bedah Permenpan No. 9 Tahun 2014" dan Musyda Ikatan Pustakawan Indonesia DIY. Yang mana pada Musyawarah Daerah IPI DIY pada saat itu terpilihlah Ketua IPI DIY yang baru, yaitu Bapak Bapak Ahmad Sarwana, SIP., M.A. (Pustakawan UGM) menggantikan ketua IPI DIY sebelumnya, yaitu Bapak Sukarjono, S.Sos (Pustakawan UNY).

Menindaklanjuti hasil musyawarah daerah tersebut, tentu saja harus diadakan pelantikan terhadap pengurus IPI DIY yang baru. Nahh... pelantikan pengurus IPI DIY periode  2016-2019 ini diadakan hari Rabu tanggal 3 Agustus kemarin. Bertempat di Grhatama Pustaka, pelantikan pengurus IPI DIY ini langsung dilakukan oleh Ketua Umum PP IPI Drs. Dedi Junaidi, M.Si.

Selain pelantikan pengurus IPI DIY yang saat ini sudah memiliki anggota sebanyak sekitar 250 pustakawan dari seluruh wilayah DIY, baik itu pustakawan perguruan tinggi, sekolah, maupun instansi ini juga dirangkai dengan kegiatan seminar. Seminar dengan mengusung tema, " Tantangan Pustakawan Menghadapi Era 3.0 " ini dilaksanakan di Auditorium Grhatama Pustaka BPAD DIY.


Dengan menghadirkan 3 orang pembicara, yaitu Bapak Budi Wibowo SH, MM (Kepala BPAD DIY), Prof. Ir. Achmad Djunaedi MURP PhD (Guru Besar UGM) dan juga Sulasmo Sudharno (Pengembang Aplikasi iJogja - akan kita ulas tersendiri nantinya... ^_^ ) seminar ini membicarakan tentang permasalahan minat baca yang ada di masyarakat.

Pak Budi Wibowo dalam pemaparannya menyampaikan bahwa saat ini negara kita menempati peringkat 60 dari 61 negara dalam hal budaya baca (Ini pernah Pustakawan Jogja ulas juga dalam sebuah artikel.... Yang mana to? Duh... Mosok lali...? Iki lhooo... Peringkat Negara Literasi di Dunia: No. 1 Finlandia, Lha Indonesia?? Piye, wes kelingan to? ^_^ ).

Tentu saja ini sangat meprihatinkan. Karena kita (dari data tersebut) berada di bawah negara-negara tetangga kita seperti Thailand, Malaysia, Singapura dan Australia. Indeks membaca masyarakat kita hanya 0,001 saja. Artine opo kuwi Kang? Artinya... dari 1.000 orang penduduk negara kita ini, hanya 1 orang saja yang memiliki minat dan budaya baca yang oke.. yang lain...? Ah... Kagak tega ngomonginnya.... :-(

Ini lah yang patut kita perbaiki. Apalagi saat ini era digital berkembang demikian pesatnya. Salah info yang kita dapat dari dunia digital, maka itu akan membawa dampak negative bagi kita.

Untuk itu, pustakawan harus bisa menjadi pembimbing bagi pemustaka dalam mendapatkan informasi yang baik dan tepat untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pustakawan harus bisa melakukan inovasi kreativ-positiv demi mesikapi era digital yang tiada terbendung ini. Salah satunya adalah dengan diluncurkannya aplikasi iJogja oleh BPAD DIY.

Naaaaaah seperti apa dan bagaimana sebenarnya aplikasi ini? Tunggu saja ulasannya.... Stay tune terus.... ^_^

O iya, selamat untuk pengurus IPI DIY periode yang baru. Semoga semakin kece badai dalam mengemban amanah memajukan dunia perpustakaan dan kepustakawanan di DIY ini.

Post a Comment

2 Comments